Saturday, May 11, 2013

Sejarah dan Wilayah Suku Karo

Saya bukanlah seniman, sejarahwan ataupun budayawan, tetapi saya hanyalah salah satu dari masyarakat bangsa karo yang mencintai budaya karo, melalui tulisan ini saya ingin lebih memperkenalkan suku karo kepada khalayak umum dan juga sebagai sarana bagi saya untuk lebih memahami budaya dari suku saya sendiri.karena dengan membuat tulisan ini saya harus membaca banyak artikel & buku mengenai suku karo.

Seluruh tulisan mengenai budaya karo yang saya tulis dibawah ini, saya rangkum dari berbagai sumber. Rangkuman tersebut tentunya saya buat sesuai dengan pemahaman saya tentang karo, kalau ada kekurangan mohon maaf dan mohon koreksinya.

1.      Sejarah Suku Karo


Kalau berbicara tentang suku karo mungkin tidak akan ada habisnya, apa lagi tentang sejarah. Pasti banyak 
yang bertanya, siapa suku karo ?, dari mana asalnya ?, awal mula terbentuknya seperti apa ?. Berdasarkan beberapa artikel yang kubaca dan memang juga dulu pernah diceritakan oleh nenek/nini dan orang tua saya, ya.. walaupun tidak begitu lengkap tetapi dapat disimpulkan kalau karo itu terbentuk dari beberapa suku diantaranya India, Pakistan dan dari suku lainnya, bahkan untuk sub merga yang ada dalam suku karo ada yang berasal dari suku – suku lainnya yang ada di Sumatra. Oleh karena itu bisa dikatakan kalau suku karo ini adalah suku yang paling beraneka ragam asal usulnya, jadi setiap kali kita mencari tahu dari mana asal usulnya kita akan kesulitan menemukannya, tapi satu yang pasti kalau karo itu terbentuk dari berbagai macam suku dan dari percampuran tersebut maka terbentuk jugalah bahasa karo.
Sama seperti suku lainnya, bersamaan dengan muncul/terbetnuknya suku karo maka secara bersamaan muncul juga kerajaan karo yang biasa disebut dengan Kerajaan Haru – Karo, tapi hal ini juga masih dalam perdebatan, tapi bagi saya kerajaan Haru ini merupakan kerajaan Karo pertama, ini terbukti dari nama rajanya yaitu Pa Lagan yang berasal dari bahasa karo. Seperti apakah kerajaan tersebut ?. itu mungkin pertanyaan yang muncul berikutnya. Kerajaan Haru-Karo merupakan salah satu kerajaan besar di Sumatera, namun tidak diketahui secara pasti kapan berdirinya. Berikut ini adalah sejarah mengenai Kerajaan Haru yang saya ambil dari beberapa artkel di internet.

Kerajaan Haru-Karo menurut Brahma Putra, dalam bukunya “Karo dari Zaman ke Zaman” mengatakan bahwa pada abad 1 Masehi sudah ada kerajaan di Sumatera Utara yang rajanya bernama “Pa Lagan“. Menilik dari nama itu merupakan bahasa yang berasal dari suku Karo. Mungkinkah pada masa itu kerajaan haru sudah ada?, hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.(Darman Prinst, SH :2004)

Kerajaan Haru-Karo diketahui tumbuh dan berkembang bersamaan waktunya dengan kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Johor, Malaka dan Aceh. Terbukti karena kerajaan Haru pernah berperang dengan kerajaan-kerajaan tersebut.

Kerajaan Haru identik dengan suku Karo,yaitu salah satu suku di Nusantara. Pada masa keemasannya, kerajaan Haru-Karo mulai dari Aceh Besar hingga ke sungai Siak di Riau. Eksistensi Haru-Karo di Aceh dapat dipastikan dengan beberapa nama desa di sana yang berasal dari bahasa Karo. Misalnya Kuta Raja (Sekarang Banda Aceh), Kuta Binjei di Aceh Timur, Kuta Karang, Kuta Alam, Kuta Lubok, Kuta Laksmana Mahmud, Kuta Cane, Blang Kejeren, dan lainnya. (D.Prinst, SH: 2004)

Terdapat suku Karo di Aceh Besaryang dalam logat Aceh disebut Karee. Keberadaan suku Haru-Karo di Aceh ini diakui oleh H. Muhammad Said dalam bukunya “Aceh Sepanjang Abad”, (1981). Ia menekankan bahwa penduduk asli Aceh Besar adalah keturunan mirip Batak. Namun tidak dijelaskan keturunan dari batak mana penduduk asli tersebut. Sementara itu, H. M. Zainuddin dalam bukunya “Tarikh Aceh dan Nusantara” (1961) dikatakan bahwa di lembah Aceh Besar disamping Kerajaan Islam ada kerajaan Karo. Selanjunya disebutkan bahwa penduduk asli atau bumi putera dari Ke-20 Mukim bercampur dengan suku Karo yang dalam bahasa Aceh disebut Karee. Brahma Putra, dalam bukunya “Karo Sepanjang Zaman” mengatakan bahwa raja terakhir suku Karo di Aceh Besar adalah Manang Ginting Suka.

Kelompok karo di Aceh kemudian berubah nama menjadi “Kaum Lhee Reutoih” atau kaum tiga ratus. Penamaan demikian terkait dengan peristiwa perselisihan antara suku Karo dengan suku Hindu di sana yang disepakati diselesaikan dengan perang tanding. Sebanyak tiga ratus (300) orang suku Karo akan berkelahi dengan empat ratus (400) orang suku Hindu di suatu lapangan terbuka. Perang tanding ini dapat didamaikan dan sejak saat itu suku Karo disebut sebagai kaum tiga ratus dan kaum Hindu disebut kaum empat ratus.

Dikemudian hari terjadi pencampuran antar suku Karo dengan suku Hindu dan mereka disebut sebagai kaum Jasandang. Golongan lainnya adalah Kaum Imam Pewet dan Kaum Tok Batee yang merupakan campuran suku pendatang, seperti: Kaum Hindu, Arab, Persia, dan lainnya.

2.      Wilayah Suku Karo

Hampir semua orang bilang kalau Taneh Karo itu hanyalah Kabupaten Karo. Padahal, Taneh Karo jauh lebih luas daripada Kabupaten Karo karena meliputi:

Kabupaten Tanah Karo
Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Tanah Karo. Kota yang terkenal dengan di wilayah ini adalah Brastagi dan Kabanjahe. Brastagi merupakan salah satu kota turis di Sumatera Utara yang sangat terkenal dengan produk pertaniannya yang unggul. Salah satunya adalah buah jeruk dan produk minuman yang terkenal yaitu sebagai penghasil Markisa Jus yang terkenal hingga seluruh nusantara. Mayoritas suku Karo bermukim di daerah pegunungan ini, tepatnya di daerah Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak yang sering disebut sebagai atau “Taneh Karo Simalem”. Banyak keunikan-keunikan terdapat pada masyarakat Karo, baik dari geografis, alam, maupun bentuk masakan.

Kota Medan
Medan berasal dari bahasa karo yaitu Madan yang dalam bahasa Indonesia artinya Sembuh Pada priode selanjutnya pengucapan kata Madan ini berangsur – angsur beruah menjadi medan dan akhirnya menjadi sebutan salah satu wilayah di Sumatra utara yaitu Kota Medan. Kenapa Madan ?, Kenapa orang bilang Madan (sembuh) ? Mungkin itulah pertanyaan dalam benak kita. Menurut sejarahnya, sebelum kota Medan terbentuk. Dilokasi/daerah tersebut tinggal seorang ahli pengobatan yang sangat terkenal dan hampir setiap orang yang berobat ketempatnya pasti akan sembuh/madan, karena kehebatannya dia menjadi terkenal ke berbagai daerah dan menyebabkan banyak orang yang berobat ketempatnya,. Kata Madan yang awal mulanya diperuntukkan untuk kata yang artinya sembuh lambat launpun berubah menjadi sebutan sebuah daerah dan pengucapannya pun lama kelamaan berubah menjadi medan. Nach.. siapakah dibalik semua itu ?, siapakah Ahli pengobatan tersebut?, seorang putra Karo yaitu Guru Patimpus Sembiring Pelawi. Karena jasa beliaulah sehingga akhirnya ada kota Medan.

Kota Binjai

Kota Binjai merupakan daerah yang memiliki interaksi paling kuat dengan kota Medan disebabkan oleh jaraknya yang relatif sangat dekat dari kota Medan sebagai Ibu kota pro
pinsi Sumatera Utara.
Kabupaten Dairi
Wilayah kabupaten Dairi pada umumnya sangat subur dengan kemakmuran masyarakatnya melalui perkebunan kopinya yang sangat berkualitas. Sebagian kabupaten Dairi yang merupakan Taneh Karo:

Kecamatan Taneh Pinem
Kecamatan Tiga Lingga
Kecamatan Gunung Sitember
Kabupaten Deli Serdang

Sebagian kabupaten Deli Serdang yang merupakan Taneh Karo:

Kecamatan Lubuk Pakam
Kecamatan Bangun Purba
Kecamatan Galang
Kecamatan Gunung Meriah
Kecamatan Sibolangit
Kecamatan Pancur Batu
Kecamatan Namo Rambe
Kecamatan Sunggal
Kecamatan Kuta Limbaru
Kecamatan STM Hilir
Kecamatan Hamparan Perak
Kecamatan Tanjung Morawa
Kecamatan Sibiru-biru
kecamatan STM Hulu
Kabupaten Langkat

Taneh Karo di kabupaten Langkat meliputi:
Kecamatan Selesai
Kecamatan Kuala
Kecamatan Salapian
Kecamatan Bahorok
Kecamatan Pd.Tualang (Batang Serangan)
Kecamatan Sungai Bingai
Kecamatan Stabat
Kabupaten Aceh Tenggara

Taneh Karo di kabupaten Aceh Tenggara meliputi:
Kecamatan Lau Sigala-gala (Desa Lau Deski, Lau Perbunga, Lau Kinga)
Kecamatan Simpang Simadam
Kabupaten Aceh Tenggara

Taneh Karo di kabupaten Aceh Tenggara meliputi:
Kecamatan Lau Sigala-gala (Desa Lau Deski, Lau Perbunga, Lau Kinga)
Kecamatan Simpang Simadam
Kabupaten Simalungun

Taneh Karo di kabupaten Simalungun meliputi:
Kecamatan Doloksilau
Sebagian Kecamatan Silimakuta (contohnya: desa Rakut Besi)


Sumber : Dari Berbagai Sumber

I am Indonesia and I am Karo
Mejuah - juah man banta kerina


R.G.T



No comments :