Wednesday, May 15, 2013

Sejarah Marga - Marga Suku Karo (Bag 1)

Saya bukanlah seniman, sejarahwan ataupun budayawan, tetapi saya hanyalah salah satu dari masyarakat bangsa karo yang mencintai budaya karo, melalui tulisan ini saya ingin lebih memperkenalkan suku karo kepada khalayak umum dan juga sebagai sarana bagi saya untuk lebih memahami budaya dari suku saya sendiri.karena dengan membuat tulisan ini saya harus membaca banyak artikel & buku mengenai suku karo.

Seluruh tulisan mengenai budaya karo yang saya tulis dibawah ini, saya rangkum dari berbagai sumber. Rangkuman tersebut tentunya saya buat sesuai dengan pemahaman saya tentang karo, kalau ada kekurangan mohon maaf dan mohon koreksinya.

Marga/Merga Ginting

Merga Ginting merupakan salah satu marga yang ada pada suku karo . Dalam suku karo Merga Ginting dikenal lantang dalam berbicara. Kalau memang pendapatnya benar pasti akan terusdipertahankan.Merga Ginting terbagi menjadi sub-sub merga, yaitu :

1.      Ginting Pase
Ginting Pase sudah tidak ada lagi, tetapi menurut legenda Ginting Pase sama dengan Ginting Munthe. Merga Pase juga ada di Pak-Pak, Toba dan Simalungun. Ginting Pase dulunya mempunyai kerajaan di Pase dekat Sari Nembah sekarang. Cerita Lisan Karo mengatakan bahwa anak perempuan (puteri) Raja Pase dijual oleh bengkila nya (pamannya) ke Aceh dan itulah cerita cikal bakal kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Untuk lebih jelasnya dapat di telaah cerita tentang Beru Ginting Pase.

2.      Ginting Munthe di Kutabangun, Ajinembah, Kubu, Dokan, Tanggung, Munte, Rajatengah, dan Bulan Jahe.
Menurut cerita lisan Karo, Merga Ginting Munthe berasal dari Tongging, kemudian ke Becih dan Kuta Sanggar serta kemudian ke Aji Nembah dan terakhir ke Munthe. Sebagian dari merga Ginting Munthe telah pergi ke Toba (Nuemann 1972 : 10), kemudian sebagian dari merga Munthe dari Toba ini kembali lagi ke Karo. Ginting Muthe di Kuala pecah menjadi Ginting Tampune.

3.      Ginting Manik di Tongging dan Lingga.
Ginting Manik menurut cerita masih saudara dengan Ginting Munthe. Merga ini berasal dari Tongging terus ke Aji Nembah, ke Munthe dan Kuta Bangun. Merga Manik juga terdapat di Pak-pak dan Toba.

4.      Ginting Sinusinga di Tengging dan Lingga.
Darwan Prinst, S. H., dalam bukunya Adat Karo menyebutkan, si manteki(pendiri) kuta Singa adalah Ginting Sinusinga, namun beliau juga menambahkan kalau hal ini belumlah jelas!

5.      Ginting Seragih di Lingga Julu.
Menurut J.H. Neumann (Nuemann 1972 : 10), Ginting Seragih termasuk salah satu merga Ginting yang tua dan menyebar ke Simalungun menjadi Saragih, di Toba menjadi Seragi.
 6.      Ginting Sini Suka
Menurut cerita lisan Karo berasal dari Kalasan (Pak-Pak), kemudian berpindah ke Samosir, terus ke Tinjo dan kemudian ke Guru Benua, disana dikisahkan lahir Siwah Sada Ginting (Petra : bacanya Sembilan Satu Ginting), yakni :

§  Ginting Babo di Gurubenua, Munte, dan Kutagerat.
§  Ginting Sugihen di Sugihen, Juhar, dan Kutagunung.
§  Ginting Guru Patih di Buluh Naman, Sarimunte, Naga, dan Lau Kapur.
§  Ginting Suka (ini juga ada di Gayo/Alas)
§  Ginting Beras di Laupetundal.
§  Ginting Bukit (juga ada di Gayo/Alas)
§  Ginting Garamat (di Toba menjadi Simarmata)
§  Ginting Ajar Tambun di Rajamerahe.
§  Ginting Jadi Bata di Juhar.

Kesembilan orang merga Ginting ini mempunyai seorang saudara perempuan bernama Bembem br Ginting, yang menurut legenda tenggelam ke dalam tanah ketika sedang menari di Tiga Bembem atau sekarang Tiga Sukarame, kecamatan Munte.

7.      Ginting Jawak
Menurut cerita Ginting Jawak berasal dari Simalungun. Merga ini hanya sedikit saja di daerah Karo.

8.      Ginting Tumangger di Kidupen dan Kemkem. Marga ini juga ada di Pak Pak, yakni Tumanggor.

9.      Ginting Capah di Bukit dan Kalang. Capah berarti tempat makan besar terbuat dari kayu, atau piring tradisional Karo.

Sumber : Dari Berbagai Sumber

I am Indonesia and I am Karo
Mejuah - juah man banta kerina


R.G.T



No comments :