Saya bukanlah seniman, sejarahwan ataupun budayawan, tetapi
saya hanyalah salah satu dari masyarakat bangsa karo yang mencintai budaya
karo, melalui tulisan ini saya ingin lebih memperkenalkan suku karo kepada
khalayak umum dan juga sebagai sarana bagi saya untuk lebih memahami budaya
dari suku saya sendiri.karena dengan membuat tulisan ini saya harus membaca
banyak artikel & buku mengenai suku karo.
Seluruh tulisan mengenai budaya karo yang saya tulis dibawah
ini, saya rangkum dari berbagai sumber. Rangkuman tersebut tentunya saya buat
sesuai dengan pemahaman saya tentang karo, kalau ada kekurangan mohon maaf dan
mohon koreksinya.
Marga/Merga Sembiring
Berdasarkan beberapa artikel yang saya baca dan juga tentunya dari penuturan
orang tua dan nenek saya (kebetulan ibu/nande ku beru sembiring), marga
sembiring berasal dari dua keturunan Satu dari keturunan
Hindu Tamil, yang satu lagi dari
keturunan
Raja Pagaruyuang Padang (Sumatra Barat) yang memeluk agama Hindu atau biasa juga disebut Sembiring si man biang dan
Sembiring si la man biang, secara umum pembagiannya adalah sebagai berikut
:
1. Sembiring Si man Biang (yang memakan anjing)
terdiri dari :
a. Sembiring Kembaren, (asal usul marga ini
dari Kuala Ayer Batu, kemudian pindah ke Pagaruyung terus ke Bangko di Jambi
dan selanjutnya ke Kutungkuhen di Alas. Nenek moyang mereka bernama Kenca Tampe
Kuala berangkat bersama rakyatnya menaiki perahu dengan membawa pisau kerajaan
bernama ‘pisau bala bari’. Keturunannya kemudian mendirikan Kampung Silalahi,
Paropo, Tumba dan Martogan yang menyebar ke Liang Melas, seperti Kuta Mbelin,
Sampe Raya, Pola Tebu, Ujong Deleng, Negeri Jahe, Gunong Meriah, Longlong, Tanjong
Merahe, Rih Tengah, dan lain-lain. Marga ini juga tersebar luas di Kabupaten
Langkat seperti Lau Damak, Batu Erjong-jong, Sapo Padang, Sijagat dan
lain-lain).
b. Sembiring Keloko, (menurut cerita,
Sembiring Keloko masih satu keturunan dengan Sembiring Kembaren. Marga
Sembiring Keloko tinggal di Rumah Tualang sebuah desa yang sudah ditinggalkan
antara Pola Tebu dengan Sampe Raya. Marga ini sekarang terbanyak tinggal di
Pergendangen, beberapa keluarga di Buah Raya dan Limang).
c. Sembiring Sinulaki, (sejarah Marga
Sembiring Sinulaki dikatakan juga sama dengan sejarah Sembiring Kembaren karena
mereka masih dalam satu rumpun. Marga Sinulaki berasal dari Silalahi).
d. Sembiring Sinupayung, marga ini menurut
cerita bersaudara dengan Sembiring Kembaren. Mereka ini tinggal di Juma Raja
dan Negeri).
2. Si la man Biang (yang tidak memakan
anjing) atau Sembiring Singombak terdiri dari :
a. Sembiring Brahmana, menurut cerita lisan
Karo, nenek moyang merga Brahmana ini adalah seorang keturunan India yang
bernama Megit dan pertama kali
tinggal di Talu Kaban. Anak-anak dari Megit adalah, Mecu Brahmana yang
keturunannya menyebar ke Ulan Julu, Namo Cekala, dan kaban Jahe. Mbulan
Brahmana menjadi cikal bakal kesain Rumah Mbulan Tandok Kabanjahe yang
keturunannya kemudian pindah ke Guru Kinayan dan keturunannya mejadi Sembiring
Guru Kinayan. Di desa Guru Kinayan ini merga Brahmana memperoleh banyak kembali
keturunan. Dari Guru Kinayan, sebagian keturunananya kemudian pindah ke Perbesi
dan dari Perbesi kemudian pindah ke Limang.
b. Sembiring Guru Kinayan, Sembiring Guru
Kinayan terjadi di Guru Kinayan, yakni ketika salah seorang keturunan dari
Mbulan Brahmana menemukan pokok bambo bertulis (Buloh Kanayan Ersurat). Daun
bambo itu bertuliskan aksara Karo yang berisi obat-obatan. Di kampung itu
menurut cerita dia mengajar ilmu silat (Mayan) dan dari situlah asal kata Guru
Kinayan (Guru Ermayan). Keturunannya kemudian menjadi Sembiring Guru Kinayan.
c. Sembiring Colia, Merga Sembiring Colia,
juga menurut sejarah berasal dari India, yakni kerajaan Cola di India. Mereka
mendirikan kampung Kubu Colia.
d. Sembiring Muham, Merga ini juga dikatakan
sejarah, berasal dari India, dalam banyak praktek kehidupan sehari-hari merga
ini sembuyak dengan Sembiring Brahmana, Sembiring Guru Kinayan, Sembiring
Colia, dan Sembiring Pandia. Mereka inilah yang disebut Sembiring Lima
Bersaudara dan itulah asal kata nama kampung Limang. Menurut ahli sejarah Karo.
Pogo Muham, nama Muham ini lahir, ketika diadakan Pekewaluh di Seberaya karena
perahunya selalu bergempet (Muham).
e. Sembiring Pandia, Sebagaimana sudah
disebutkan di atas, bahwa merga Sembiring Pandia, juga berasal dari kerajaan
Pandia di India. Dewasa ini mereka umumnya tinggal di Payung.
f. Sembiring Keling, Menurut cerita lisan
Karo mengatakan, bahwa Sembiring Keling telah menipu Raja Aceh dengan
mempersembahkan seekor Gajah Putih. Untuk itu Sembiring Keling telah mencat
seekor kerbau dengan tepung beras. Akan tetapi naas, hujan turun dan lunturlah
tepung beras itu, karenanya terpaksalah Sembiring Keling bersembunyi dan
melarikan diri. Sembiring Keling sekarang ada di Raja Berneh dan Juhar.
g. Sembiring Depari, Sembiring Depari menurut
cerita menyebar dari Seberaya, Perbesi sampai ke Bekacan (Langkat). Mereka ini
masuk Sembiring Singombak, di daerah Kabupaen Karo nama kecil (Gelar Rurun)
anak laki-laki disebut Kancan, yang perempuan disebut Tajak. Sembiring Depari
kemudian pecah menjadi Sembiring Busok. Sembiring Busok ini terjadi baru tiga
generasi yang lalu. Sembiring Busok terdapat di Lau Perimbon dan Bekancan.
h. Sembiring Bunuaji, Merga ini terdapat di
Kuta Tengah dan Beganding.
i.
Sembiring
Milala, Sembiring Milala, juga menurut sejarah berasal dari India, mereka masuk
ke Sumatera Utara melalui Pantai Timur di dekat Teluk Haru. Di Kabupaten Karo
penyebarannya dimulai dari Beras Tepu. Nenek moyang mereka bernama Pagit pindah
ke Sari Nembah. Merka umumnya tinggal di kampung-kampung Sari Nembah, Raja
Berneh, Kidupen, Munte, Naman dan lain-lain. Pecahan dari merga ini adalah
Sembiring Pande Bayang.
j.
Sembiring
Pelawi, Menurut cerita Sembiring Pelawi diduga berasa dari India (Palawa).
Pusat kekuasaan merga Pelawi di wilayah Karo dahulu di Bekancan. Di Bekancan
terdapat seorang Raja, yaitu Sierkilep Ngalehi, menurut cerita, daerahnya
sampai ke tepi laut di Berandan, seperti Titi Pelawi dan Lau Pelawi. Di masa
penjajahan Belanda daerah Bekancan ini masuk wilayah Pengulu Bale Nambiki.
Kampung-kampung merga Sembiring Pelawi adalah : Ajijahe, Kandibata, Perbesi,
Perbaji, Bekancan dan lain-lain.
k. Sembiring Sinukapor, Sejarah merga ini
belum diketahui secara pasti, mereka tinggal di Pertumbuken, Sidikalang, dan
Sarintonu.
l.
Sembiring
Tekang, Sembiring Tekang dianggap dekat/bersaudara dengan Sembiring Milala. Di
Buah Raya, Sembiring Tekang ini juga menyebut dirinya Sembiring Milala.
Kedekatan kedua merga ini juga terlihat dari nama Rurun anak-anak mereka. Rurun
untuk merga Milala adalah Jemput (laki-laki di Sari Nembah) / Sukat (laki-laki
di Beras Tepu) dan Tekang (wanita). Sementara Rurun Sembiring Tekang adalah Jambe
(laki-laki) dan Gadong (perempuan). Kuta pantekennya adalah Kaban, merga ini
tidak boleh kawin-mengawin dengan merga Sinulingga, dengan alasan ada
perjanjian, karena anak merga Tekang diangkat anak oleh merga Sinulingga.
m. Sembiring Busuk dari Kidupen dan Lauprimbon
n. Sembiring Pandebayang dari Buluhnaman dan Gurusinga
m. Sembiring Busuk dari Kidupen dan Lauprimbon
n. Sembiring Pandebayang dari Buluhnaman dan Gurusinga
Adanya perbedaan antara Sembiring Siman Biang dengan Sembiring Si
La Man Biang sebenarnya menurut Jaman Tarigan, seorang pengetua adat adalah
merupakan kelanjutan kisah dari pelarian Sembiring Keling setelah menipu Raja
Aceh yaitu dengan mempersembahkan seekor gajah putih padahal sesungguhnya
adalah seekor kerbau yang dicat dengan tepung beras. Namun, pada saat
mempersembahkannya hujan turun sehingga tepung beras yang melumuri kerbau
tersebut luntur sehingga ia harus melarikan diri.
Dalam pelariannya ia menemukan jalan buntu dan satu-satunya jalan
hanya menyeberangi sungai. Sembiring Keling tersebut tidak dapat berenang
sehingga ia bersumpah siapapun yang dapat menolongnya akan diberi imbalan yang
sesuai. Ternyata ada seekor anjing yang menolongnya sehingga ia selamat sampai
ke seberang dan dapat meloloskan diri dari kejaran pasukan Raja Aceh. Setelah
diselamatkan oleh anjing ia akhirnya bersumpah bahwa ia, saudara-saudara dan
keturunannya tidak akan memakan anjing sampai kapanpun.
Akibat dari sumpahnya akhirnya semua Marga Sembiring yang berasal
dari India Belakang beserta keturunannya ikut menanggung akibatnya sampai saat
ini, yaitu apabila ada keturunan Sembiring Simantangken Biang yang memakan
anjing maka akan mengalami gatal-gatal di tubuhnya.
Sumber
: Dari Berbagai Sumber
I
am Indonesia and I am Karo
Mejuah
- juah man banta kerina
R.G.T
No comments :
Post a Comment