Saya bukanlah seniman, sejarahwan ataupun budayawan, tetapi
saya hanyalah salah satu dari masyarakat bangsa karo yang mencintai budaya
karo, melalui tulisan ini saya ingin lebih memperkenalkan suku karo kepada
khalayak umum dan juga sebagai sarana bagi saya untuk lebih memahami budaya
dari suku saya sendiri.karena dengan membuat tulisan ini saya harus membaca
banyak artikel & buku mengenai suku karo.
Seluruh tulisan mengenai budaya karo yang saya tulis dibawah
ini, saya rangkum dari berbagai sumber. Rangkuman tersebut tentunya saya buat
sesuai dengan pemahaman saya tentang karo, kalau ada kekurangan mohon maaf dan
mohon koreksinya.
Pada suku karo terdapat sistem kekerabatan sudah
tertata dan akan dibawa oleh orang karo kemanapun mereka pergi, sistem ini
disebut dengan Merga Silima,
Tutur siwaluh,
Rakut sitelu,
Perkade-kaden sepuluh dua tambah sada.
sistem
kekerabatan ini sangat penting dan tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan dan
pergaulan sehari – hari dari masyarakat karo.
1. Merga silima
Seperti
yang sudah pernah dijelaskan sebelumnya. Suku karo memiliki lima (5) marga
induk, yaitu :
1.
Karo
karo,
2.
Ginting
3.
Perangin
angina
4.
Sembiring,
dan
5.
Tarigan
Setiap marga diatas memiliki sub marga masing –
masing, untuk sub merga itu sudah saya buat pada artikel – artikel sebelumnya.
2. Tutur
Siwaluh
Tutur
siwaluh dapat diartikan sebagai dasar hubungan persaudaraan yang dibagi menjadi
delapan macam, yaitu :
1.
Sembuyak,
yaitu hubungan saudara kandung satu ayah satu ibu, bila ayah bersaudara kandung
dan keturunan dari dua ibu satu ayah.
2.
Senina,
yaitu Saudara karena satu, selain itu juga bila kakeknya bersaudara maka semua keturunannya dalam
hubungan kekerabatan disebut Senina. Dalam hubungan kekerabatan tersebut dapat juga semua
yang bermerga atau sub-merga yang sama disebut Senina.
3. Senina
Sipemeren Adalah hubungan saudara
karena ibunya atau neneknya saudara kandung, dimana merga mereka dapat berbeda.
4.
Senina
Sparibanen, yaitu hubungan apabila istri merupakan saudara kandung
5.
Anak
Beru, yaitu hubungan kekeluargaan dari anak perempuan yang diturunkan oleh
pihak sembuyak, senina, senina siparibanen dan senina sipemeren
6.
Anak
Beru Mentri, yaitu hubungan kekeluargaan dari seluruh anak perempuan dari pihak
anak beru sukut, sembuyak, senina, senina sipemeren & senina siparibanen
7.
Kalimbubu,
yaitu hubungan kekeluargaan dari istri sukut, sembuyak, senina, senina
sipemeren & senina siparibanen
8.
Puang
kalimbubu, yaitu hubungan kekeluargaan hubungan yang di akibatkan oleh
kalimbubu atau mungki bisa di katakana puang kalimbubu adalah kalimbubunya dari
kalimbubu seseorang.
3. Rakut
Sitelu
Rakut
sitelu adalah merupakan pola dasar dari hubungan kekerabatan suku karo, rakut
sitelu disebut juga dengan istilah “Kuh Sangkep Nggeluh” Sebuah pesta tradisi
karo baru akan bisa diselesaikan apabila rakut
sitelu ini hadir, yang dimaksud dengan rakut sitelu adalah :
1.
Anak
Beru, panggilan untuk anak beru adalah : Bengkila untuk laki – laki), bibi
(untuk perempuan), impal (pihak laki – laki), turang impal (pihak perempuan),
bebere (panggilan kepada anak saudari kita)
2.
Senina,
Pangilan kepada lalki – laki ialah kaka (untuk abang), agi (untuk adek) dan
turang unuk perempuan
3.
Kalimbubu,
Panggilan untuk kalimbubu adalah Mama (untuk laki – laki), Mami (untuk
perempuan), impal, silih dan turangku.
4. Perkade
–kaden Sepuluh Dua Tambah Sada
Dari Tutur
siwaluh dan Rakut Sitelu diatas terbentuklah perkade – kaden (hubungan persaudaraan)
sepuluh dua tambah sada, yaitu :
1.
Nini, Panggilan untuk nenek
2.
Bulang, Penggilan untuk kakek
3.
Kempu, Panggilan untuk cucu
4.
Bapa, Panggilan untuk orang tua laki - laki
5.
Nande, Panggilan untuk orang tua perempuan
6.
Anak, adalah keturunan dari orang tua laki – laki dan
perempuan
7.
Bengkila, orang tua laki – laki dari suami
8.
Bibi, orang tua perempuan dari suami
9.
Permen, menantu perempuan atau anak dai kalimbubu
10. Mama, yaitu orang tua laki – laki dari istri
11. Mami, yaitu orang tua perempuan dari istri
12. Bere-bere, menantu laki – laki atau anak dari saudara
perempuannya kalimbubu
+ 1 : yaitu adalah teman meriah, kenalan atau orang lain diluar hubungan kekeluargaan yang terbentuk, hubungan yang terakhir ini menunjukkan kalau suku karo itu terbuka terhadap suku dari luar dan menghargai kemajemukkan.
Sumber
: Dari Berbagai Sumber
I
am Indonesia and I am Karo
Mejuah
- juah man banta kerina
R.G.T
No comments :
Post a Comment