Saya bukanlah seniman, sejarahwan ataupun budayawan, tetapi
saya hanyalah salah satu dari masyarakat bangsa karo yang mencintai budaya
karo, melalui tulisan ini saya ingin lebih memperkenalkan suku karo kepada
khalayak umum dan juga sebagai sarana bagi saya untuk lebih memahami budaya
dari suku saya sendiri.karena dengan membuat tulisan ini saya harus membaca
banyak artikel & buku mengenai suku karo
Seluruh tulisan mengenai budaya karo yang saya tulis dibawah
ini, saya rangkum dari berbagai sumber. Rangkuman tersebut tentunya saya buat
sesuai dengan pemahaman saya tentang karo, kalau ada kekurangan mohon maaf dan
mohon koreksinya.
Mesur – mesuri
merupakan salah satu acara adat yang penting bagi suku karo, acara ini di
tujukan untuk seorang ibu yang sedang mengandung anak pertama sedangkan untuk
anak kedua dan yang seterusnya disebut dengan maba manuk mbur atau mecah
- mecah tinaruh, mesu – mesuri bisa dikatakan merupakan acara tujuh bulanan
suku karo.
Tujuan dari
acara ini sebenarnya adalah untuk memberikan semangat kepada sang ibu pada saat
melahirkan nanti dan juga agar saat proses persalinan nantinya semua akan
berjalan lancar, sehingga anak akan lahir dalam keadan sehat/selamat begitu
juga dengan ibunya berada dalam kondisi sehat.
Acara mesur –
mesuri yang kalau diterjemahkan secara harfiah kedalam bahasa Indonesia berarti
kenyang - kenyangan ini dimulai dengan kedatangan dari pihak keluarga ibu dari
istri yang menjalani acara mesur-mesuri atau dalam adat Karo disebut “Singalo
Bere-bere” dan “Singalo Perkempun” kerumah keluarga tersebut dengan membawa
perlengkapan jamuan makan. Lalu selanjutnya akan dilakukan acara member makan
kepada sang ibu yang sedang hamil dengan cara menyiapkan ayam (Manuk) sangkep
yang ditaruh diatas pinggan pasu beralaskan uis arinteneng dan belo cawer. Ayam
sangkep ditata secara lengkap (utuh) dan ditambahkan dengan sebutir telur ayam.
Selanjutnya wanita yang hamil tujuh bulan tersebut beserta suaminya di dudukan
diatas amak cur (tikar) lalu diberi makan dengan lauk ayam sangkep serta telur
tersebut. Baru setelah mereka makan, maka keluarga (sangkep enggeluh) yang hadir makan secara bersama-sama.
Setelah makan
bersama selesai selanjutnya akan ditanyakan kepada ibu yang hamil apakah ada
keinginan – keinginan dari sang ibu yang belum terpenuhi dan apabila ada maka permintaan
tersebut akan dipenuhi / dikabulkan acara tersebut juga akan dilengkapi dengan
pemberian nasehat – nasehat dari pihak keluarga kepada sang ibu dan suaminya.
Setelah acara selesai dan sebelum
keluarga pulang ke rumah masing-masing, khusus untuk keluarga dari pihak calon
ibu bayi tersebut atau disebut dengan Singalo Bebere dan Singalo Perkempun
diberikan beras secukupnya dan uang sebagai pengganti pembelian ayam yang
dimasukkan kedalam Sumpit (kantong beras dari anyaman pandan).
Sumber
: Dari Berbagai Sumber
I
am Indonesia and I am Karo
Mejuah
- juah man banta kerina
R.G.T
No comments :
Post a Comment