Sunday, May 5, 2013

Budaya Karo


Saya bukanlah seniman, sejarahwan ataupun budayawan, tetapi saya hanyalah salah satu dari masyarakat bangsa karo yang mencintai budaya karo, melalui tulisan ini saya ingin lebih memperkenalkan suku karo kepada khalayak umum dan juga sebagai sarana bagi saya untuk lebih memahami budaya dari suku saya sendiri.karena dengan membuat tulisan ini saya harus membaca banyak artikel & buku mengenai suku karo.

Seluruh tulisan mengenai budaya karo yang saya tulis dibawah ini, saya rangkum dari berbagai sumber. Rangkuman tersebut tentunya saya buat sesuai dengan pemahaman saya tentang karo, kalau ada kekurangan mohon maaf dan mohon koreksinya.


Untuk artikel pertama ini, terlebih dahulu saya akan mencoba menulis tentang budaya karo secara garis besar. Baru setelah itu saya akan mencoba menjabarkannya satu persatu.

Karo adalah salah satu suku asli yang ada di sumatra utara, suku karo memiliki wilayah dan adat yang sangat unik. mudah - mudahan dengan artikel ini anda makin mengenal dan mencintai suku karo, terutama untuk orang karo itu sendiri.

1. Tanah Karo
Dewasa ini kebanyakan orang hanya mengetahui kalau suku karo itu adalah merupakan suku asli yang mendiami kabupaten karo, jadi bias dikatakan kalau taneh karo itu hanyalah wilayah yang masuk dalam kabupaten karo, padahal mereka salah. Suku karo adalah suku asli yang mendiami.
  • Dataran Tinggi Karo,
  • Kabupaten Deli Serdang,
  • Kota Binjai,
  • Kabupaten Langkat,
  • Kabupaten Dairi,
  • Kota Medan, dan
  • Kabupaten Aceh Tenggara.
Suku karo adalah salah satu suku terbesar di Sumatra utara dan merupakan salah suku asli yang mendiami  tanah Sumatra.

2. Marga – marga dan hubungan kekerabatan suku Karo
Sama seperti kebanyakan suku lainnya yang memiliki nama keluarga/marga, suku karo juga memiliki   marga yang merupakan kebanggaan bagi masyarakat karo itu sendiri. Suku karo memiliki 5 marga utama yang biasa disebut dengan merga silima, berikut adalah kelima marga tersebut.
1.     Ginting
2.     Karo-Karo
3.     Peranginangin
4.     Sembiring
5.     Tarigan
Kelima marga diatas memiliki sejarah dan tentunya juga memiliki sub – sub marga masing - masing dan itu akan coba saya tuliskan di artikel – artikel berikutnya. Dari kelima marga tersebut muncullah hubungan kekeluargaan antara satu orang dengan yang lainnya yang disebut dengan tutur siwaluh, yang terdiri dari.
1.     Sembuyak,
2.     Senina,
3.     Senina sipemeren,
4.     Senina siparibanen,
5.     Anak beru,
6.     Anak beru menteri,
7.     Kalimbubu,
8.     Puang kalimbub
Dan juga rakut sitelu, yang terdiri dari
1.     Senina,
2.     Anak beru, dan
3.     Kalimbubu.
Kedua hubungan diatas tentunya belum lengkap tanpa adanya perkaden-kaden si sepuluh dua tambah sada yang dapat diartikan bentuk kekerabatan saudara terdekat dalam bentuk panggilan, yaitu :
1.     Nini
2.     Bulang
3.     Kempu
4.     Bapa
5.     Nande
6.     Anak
7.     Bengkila
8.     Bibi
9.     Permen
10. Mama
11. Mami
12. Bere-bere
Tambah Sada ialah mereka orang-orang terdekat diluar lingkup keluarga seperti sahabat.

Berdasarkan hubungan kekeluargaan diatas maka muncullah semboyan atau sangkep nggeluh dalam masyarakat karo yang disebut dengan Merga Silima, Rakut sitelu,Tutur siwaluh , Perkade-kaden sepuluh dua tambah sada.

3. Kesenian Tradisional Karo
Secara garis besar seni tradisional karo dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
  • Seni Musik Tradisional karo, Seni music tradisional karo dapat dibagu menjadi dua bagian lagi, yaitu Seni suara atau lagu – lagu tradisional karo, dan seni dengan alat – alat music.
  • Seni Tari Tradisional Karo.
4. Bangunan Tradisional karo
Bangunan tradisional karo dapat kita bagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
§ Rumah Tradisional karo atau disebut juga dengan Rumah Siwaluh Jabu
§  Jambur
§  Kantur – Kantur
§  Sapo Ganjang Atau Sapo Page
§  Griten
§  Lesung

5. Upacara – upacara Adat Suku Karo
Seperti suku - suku lainnya karo juga memiliki upacara adat yang dilaksanakan pada
waktu - waktu tertentu dan dilakukan dalam upaca pernikahan, kematian, dll. berikut ini adalah upacara - upacara adat suku karo.

§      Upacara Pernikahan, secara umum upacara pernikahan adat karo dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1.     Persiapan Kerja Adat yang terdiri dari Sitandaan ras kelarga pekepar/perkenalan antara kedua belah pihak keluarga calon pengantin, mbaba belo selambar dan nganting manuk
2.     Hari pesta adat yang terdiri dari kerja adat dan pertandan tendi
3.     Sesudah pesta adat yang terdiri dari ngulihi tudung dan ertaktak/perhitungan biaya pernikaan
§     Upacara Kematian, secara umum upacara kematian suku karo terbagi menjadi tiga bagian
  1.     Mate Nguda
  2.     Tabah – tabah Galoh, dan
  3.     Cawir metua
    Selain itu, berdasarkan penyebabnya, kematian dapat dibagi menjadi Sembilan jenis yaitu :
§  Mati dalam kandungan
§  Mati belum dikenal kelaminnya (premature)
§  Mati sesudah lahir
§  Mati belum tumbuh gigi
§  Anak – anak yang mati tapi sudah tumbuh gigi
§  Mati perjaka/gadis
§  Mati melahirkan
§  Mati kayat – kayaten, dan
§  Mate sada wari

§ Upacara Cabur Bulong, upacara cabur bulong adalah upacara perkawinan semu  antara anak perempuan Kalimbubu dengan anak lelaki dari Anak Beru semasa masih  anak - anak.

§          Mesur – Mesuri, mesur – mesuri atau Maba Manok mbor adalah suatu upacara  “nujuh  bulan” bagi seorang wanita yang sedang hamil.
§       Tebus Uban, tebus uban adalah Upacara yang  diadakan bagi orang yang sudah tua (uzur), dimana dalam upacara ini digabungkan dua acara adat yakni Ngembahken Nakan (mengantarkan makanan) dan pesta adat kematian (ndungi adat).

§ Dan upacara lainnya yang akan saya tliskan nanti di artikel berikutnya

6.     Makanan Tradisional Karo
Ada banyak makanan tradisional karo beberapa diantaranya yaitu :
        - Babi Pangang Karo
         - Terites
         - Lemang
         - Cimpa
         - Tasak Telu
         - Arsik
         - Cipera, dll yang akan saya tulis diartikel selanjutnya

7.      Kain / Uis Tradisional suku Karo
Kain Tradisional karo merupakan pakaian adat yang dipakai dalam kegiatan budaya suku karo, berikut ini adalah jenis – jenis kain/uis tradisional karo
    - Uis Beka Buluh
    - Uis Jongkit Dilaki
    - Uis Gatip
    - Uis Nipes Padang Rusak
    - Uis Nipes Benang Iring
    - Uis Ragi Barat/ Ragi MbacangUis Jujung – Jujungen
    - Uis Nipes Mangiring
    - Uis Teba
    - Uis Pementing
    - Uis Julu Diberu
    - Uis Arinteneng
    - Uis Perembah
    - Uis Kelam – kelam, dan
    - Baju gunting Cina.
Beberapa dari Kain/uis tersebut saat ini sudah jarang kita temui karena sudah tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari - hari.

Sumber : Dari Berbagai Sumber

I am Indonesia and I am Karo
Mejuah - juah man banta kerina


R.G.T