Pagi itu
tepat pada tanggal 1 juli 1999 adalah awal aku masuk SMU, Pada saat itu banyak
diantara kami yang belum saling kenal.
Tepat pada
07.30 wib kami dibariskan, semuanya berbaris dengan semangat, aku dan temanku
yang kebetulan tamatan dari sekolah yang sama baris paling belakang, sesekali kulirik
kekanan dan kekiri melihat anak – anak lainnya yang masih asing bagiku.
Tiba - tiba mataku tertegun saat kulihat sesosok
wajah seorang gadis yang begitu cantik, wow… “kataku tanpa sadar” aku terpaku
melihatnya, tiba – tiba ia memandangku sambil tersenyum manis, spontan saja aku
juga membalas senyumnya dengan perasaan sedikit malu karena ketahuan
memperhatikannya dari tadi, sesaat kemudian aku langsung mengalihkan
pandanganku kea rah guru yang sedang memberikan ceramah. Setelah barisan
dibubarkan aku mencoba mencarinya, tetapi aku tak menemukannya sampai pulang
sekolah.
Sesampainya
dirumah kulemparkan tasku ke meja belajar dan langsung kurebahkan badanku ke
atas ranjang tidurku. Seketika aku mencoba mengingat kembali wajah gadis yang
kulihat tadi, tatapan matanya begitu tulus sehingga membuatku tergoda. Ketika
khayalanku tentangnya semakin tinggi, tanpa kusadari aku tertidur dengan
pulasnya.
Keesokan
harinya, hari kedua sekolah.
Sesampainya
disekolah, kucoba mencari sosok wajah yang telah melekat dibenakku itu. Tiba –
tiba aku melihatnya berjalan dengan seorang yang kebetulan adalah temanku.
Wach.. ini
peluang yang bagus untuk kenalan dengan dia “kataku dalam hati”
Kringg…
Kring..Kring.. bel sekolah berbunyi.. Gagal dech.. “kataku mengumpat” tapi tak
apa – apalah, nanti pulang sekolah aku harus berkenalan dengannya “kataku
menyemangati diri”
Tiba waktunya..
bell sekolah yang menandakan waktunya pulangpun berbunyi. Tanpa buang waktu
langsung kujalankan rencanaku.
Kulihat dia
berjalan pulang dengan Tina “ nama teman yang kusebutkan tadi”
Lalu kupanggil
dia dengan nada yang keras… Tina… Hei, tina.. “kataku memanggil”
Mendengar
panggilanku tinapun menjawab Hei.. Albert “sambil menghampiriku” kamu sekolah
disini juga ya…?
Ia… gak
nyangka ya.. ternyata kita satu sekolah lagi..
Lalu kami
pun berbasa – basi sebentar.
Tin.. kamu
kenal ya sama gadis itu “kataku sambil memandang kearah gadis tersebut”
Kenal,,,
memangnya kenapa ? kamu naksir ya..? “katanya sambil menggodaku”.
Ach.. kamu
mau tau aja.. kalau boleh tahu, namanya siapa ya ?? “tanyaku”
Namanya Wina,
udah tau kan.. “kata tina”
Bolleh
titip pesan gak “kataku” tolong bilan sama dia, ada yang mau kenalan ya. Kalau
dia Tanya, siapa ? bilan aja besok dia pasti tahu. Ok.. “kataku sambil beranjak
pergi, karena aku baru ingat kalau aku hari ini ada janji main futsal hari ini”
Keesokkan
harinya.. setelah membuat janji dengannya melalui Tina, pada jam istirahat
pertama, sesuai janji aku menunggunya disamping sekolah. Saat aku sedang
melamun, tiba – tiba aku dikejutkan oleh Tina.
Hei…!!! Lagi
lamunin apa ayo.. “katanya”
Ach nggak
apa – apa kok “kataku” tiba – tiba aku tertegun saat melihat sosok wajah disamping
Tina. Langsung saja aku berdiri, menghampirinya dan memperkenalkan diri
Hai..
namaku Albert, kalau boleh tau nama kamu siapa ? boleh kenalan kan “kataku lagi”.
Wina..
katanya sambil tersenyum, nama yang bagus “kataku lagi”
Lalu akupun
mempersilahkannya duduk sambil terus menatap wajahnya.
Kembali Tina
membuatku tersadar,, Ini dia Gadis yang kamu lamunin tadi “katany”
Kalau gitu
kalian aku tinggal dulu ya.. biar lebih kenal dengan baik “kata tina sambil
mengedipkan matanya kearahku, lalu meninggalkan kami berdua”
Aku dan Winapun
terlibat percakapan yang menarik, sehingga tak terasa waktu berlalu…
Semenjak perkenalan
itu, hubunganku dengan winapun semakin dekat dan akrab. Kami pun sering pulang
bersama, karena kebetulan dia tinggal dirumah tantenya yang searah dengan jalan
kerumahku.
Suatu
ketika, saat sedang dalam perjalanan pulang sekolah, aku berpikir munggkin
sudah satnya aku ungkapkan perasaanku padanya. Aku bertanya padanya, win. Kamu sudah
punya pacar apa belum ?
Dulu
pernah, tapi sekarang udah gak lagi “katanya menjawab”
Kalau gitu,
kalau ada yang ada pria yang mau menggantikannya untuk mengisi ruang hatimu
yang kosong itu, kamu mau gak “kataku”
Diapun diam,
menundukkan kepalanya sambil tersenyum “seolah memberi harapan” Sepertinya
perasaanku padanya bias diterima dengan baik “kataku dalam hati dengan perasaan
yang senang”
“Langsung
saja ku ungkapkan perasaanku”.
Win.. “kataku
sedikit gugup”
Diapun melihatku
dengan senyuman manisnya itu.
Win.. boleh
gak aku Mencintaimu “kataku”
Boleh aja “katanya
membalas”
Berarti
kamu maukan jadi kekasih ku, kamu mencintaiku jugakan “kataku bersemangat”
diapun mengangguk dan berkata pelan tapi meyakin kan, ia aku mau. Aku juga mencintaimu..
Begitu
senangnya aku mendengar jawabannya, seolah membuatku terbang ke khayangan…
Ku peluk
dia dan kucium keningnya lalu berkata. Win.. aku akan mencintaimu dengan
sepenuh hatiku dan akan berusaha untuk selalu membuatmu tersenyum.
Semenjak saat
itu hari – haripun kami lalui berdua, setiap saat kucoba untuk lebih
memahaminya, lebih mencintai dia dan terus membuat dia tersenyum..
Suatu hari
dan seperti biasa, tepat malam minggu aku dating kerumahnya untuk mengajak dia
jalan keluar. Tapi hari ini berbeda dari basanya. saat sudah dekat rumahnya,
tiba – tiba aku melihatnya berbincang – bincang dengan seorang pria, Merasa
curiga aku coba telepon dia. Sambil berlari menjauhi pria tersebut, dia
mengangkat teleponku
Hi.. Win
aku kerumah kamu ya.. kita keluar hari ini ya.. “kataku di ujung Telepon”
Echh..
Albert gak usah hari ini ya, aku mau keluar sama tante, ada acara keluarga “katanya”
Okelah.. kalu
gitu. Sampai jumpa besok ya “kataku”
Ia.. bye “katanya,
lalu telepon langsung dimatikan”
Sebenarnya
aku agak kecewa dan sedikit curgia, tpi kucoba untuk menghilangkan kecurigaan
itu dengan berpikiran positif, aku meyakinkan diriku bahwa dia akan tetap setia
samaku. Awalnya sich ku masih bias menghilangkan rasa curigaku itu, Tapi hal tersebut
tersu terjadi, apa lagi akhir – akhir ini dia mulai kelihatan berubah, tidak
seperti saat sebelu aku melihat dia dengan laki – laki lain. Hubnganku dengan
Winapun semakin renggan, kamipun semakin
jarang bertemu.
Suatu ketika,
saat kami ada kesempatan untuk bertemu, aku langsung memanfaatkan kesempatan
itu untuk bertanya padanya
Win.. aku
mau Tanya sama kamu “kataku membuka percakapan”
Mau Tanya apa
“katanya, seolah sudah tau apa yang akan kutanyakan”
Akhir –
akhir ini kamu sulit untuk diajak bertemu, dan aku juga pernah melihat kamu
jalan dengan laki – laki lai, kalau aku boleh tau dia siapa ya ? “tanyaku”
Bukan siapa
– siapa kok, Cuma teman lama yang ketemu lagi “jawabnya”, Memangnya kenapa ? “dia
bertanya”
Gak apa –
apa, Cuma mau tahu aja “kataku, walaupun
aku belum puas dengan jawabannya”
Hari itu
berlalu tidak seperti biasanya, seolah ada yang hilang diantara kami berdua..
kami memang bersama tapi aku seolah – olah jalan dengan orang asing, bukan
dengan kekasihku yang selama ini ku kenal.
Setelah
hari itu aku semakin sering melihat dia jalan dengan laki – laki lain… kamipun
semakin jarang bertemu.. setiap kali aku berusaha untuk menjumpainya, seolah
dia menjauh dariku. Kecurigaanku pun semakin besa.
Suatu saat,
ketika ada kesempatan lagi, aku kembali bertanya padanya.
Win.. aku
harap kali ini kamu bias jawab dengan jujur, katakana padaku siapa laki – laki yang
sering jalan denganmu itu. Mohonjawab dengan jujur ya, karena semenjak aku
melihat kamu dengan dia, kamu menjadi berubah dan sering tidak jujur sama aku.
Wina pun
terdiam sesaat, sambil menundukkan kepalanya
Aku terus
menatapnya sambil menunggu jawabannya.
Tolonglah
win.. aku gak mau hal seperti ini terus berlanjut, aku gak akan sakit hati
dengan jawabanmu, aku akan terima apapun yang kamu bilang, tapi jangan hanya
diam “kataku’
Lalu diapun
menjawab. Dia adalah mantanku,dia ingin kembali padaku.. dia tersu
meyakinkanku, bahwa dia masih sangat mencintaiku. Maafkan aku albert,,,
ternyata aku masih mencintai dia, aku juga gak mau kehilangan dia, maafkan aku
karena telah menyakitimu. Jujur selama ini aku terus berusaha untuk menerima
cintamu,
Tapi aku
gak bisa,, ternyata aku masih mencintai dia.. maafkan aku “katanya Menangis”
Mendengar
kata –katanya itu sontak saja kepalaku seolah pecah dan hatiku seakan hancur,
seluruh badanku lemas, tak tahu harus berkata apa lagi, aku hanya bisa terdiam,
tak kusangka ternyata selamaini dia membohongiku dan dia menghancurkanku.
Maafkan aku
albert, kamu bai.. terima kasih karena selama ini sudah membuat aku tersenyum
ya “katanya, lalu beranjak pergi”
Aku masih
tak bisa berkata apa –apa, aku biarkan dia pergi.
Semenjak
kejadian itu, seolah sebagian dari diriku sudah hilang, aku jadi berubah, aku
yang dulunya rapi berubah menjadi orang yang berpenampilan urak – urakan, aku
menjadi seorang prokok, sering cabut sekolah.
Tetapi
untungnya aku masih punya teman – teman yang terus mengingatkanku, terus ada
bersamaku saat aku dalam ksedih, teman yang dulu kulupakan saat aku masih
bersama dengan wina. Dengan semangat dari teman – temanku, sedikit demi sedikit
aku kembali menjadi diriku yang dulu. Aku memang belum bisa melupakan wina,
tapi aku yakin ada wanita lain diluar sana yang suatu saat akan menjadi cinta
sejatiku. Terima kasih wina, termia kasih atas cinta sesaat yang kau berikan. Kau
akan menjadi salah satu dari kisah pejalanan hidupku, kisah yang tak
terlupakan, Tapi kau yanya akan menjadi sebuah kenangan. Dan aku pun kembali ke
kehidupanku yang dulu, kembali menjadi albert yang ceria, yang disukai sama
teman - temanku..
Tamat…
No comments :
Post a Comment