Thursday, January 23, 2014

Rumah Adat Karo Bag (I)

Saya bukanlah seniman, sejarahwan ataupun budayawan, tetapi saya hanyalah salah satu dari masyarakat bangsa karo yang mencintai budaya karo, melalui tulisan ini saya ingin lebih memperkenalkan suku karo kepada khalayak umum dan juga sebagai sarana bagi saya untuk lebih memahami budaya dari suku saya sendiri.karena dengan membuat tulisan ini saya harus membaca banyak artikel & buku mengenai suku karo.


Seluruh tulisan mengenai budaya karo yang saya tulis dibawah ini, saya rangkum dari berbagai sumber. Rangkuman tersebut tentunya saya buat sesuai dengan pemahaman saya tentang karo, kalau ada kekurangan mohon maaf dan mohon koreksinya.

Pembagian keluarga/jabu dalam rumah adat Karo

Rumah adat karo merupakan sebuah rumah yang dijadikan tempat tinggal atau tempat berdiam beberapa keluarga, struktur dari keluarga yang mendiami rumah tersebut sudah di atur menurut adat dan kebiasaan orang karo.

Rumah adat karo juga biasa disebut dengan rumah siwaluh jabu, ini artinya rumah tersebut di huni oleh delapan keluarga/ jabu, setiap keluarga/jabu dalam rumah tersebut memiliki peranan masing – masing dan penempatan keluarga tersebut dalam rumah adat karo juga di atur sesuai dengan adat dan kebiasaan orang karo.


Susunan kedelapan keluarga yang menempati rumah adat tersebut adalah sebagai berikut :

1.       Jabu Bena Kayu.
Jabu ini dihuni oleh para keturunen simantek kuta (golongan pendiri kampung) atau sembuyaknya. Posisinya Terletak di jabu jahe. Kalau kita kerumah dari ture jahe, letaknya sebelah kiri.

Jabu/keluarga ini nantinya yang akan menjadi pemimpin dari keluarga yang mendiami rumah adat tersebut. Jabu Bena kayu berperan sebagai pengambil keputusan dan penanggung jawab (baik internal maupun eksternal) untuk segala permasalahan dan pelaksanaan adat menyangkut kepentingan rumah dan seisi penghuni rumah.  

2.        Jabu ujung Kayu (anak beru).
Jabu ini ditempati oleh anak beru kuta atau anak beru dari jabu bena Kayu. jabu ini arahnya di arah kenjulu rumah adat. Kalau kita masuk kerumah adat dari pintu kenjulu, letaknya disebelah kiri atau diagonal dengan letak jabu benana kayu.
Jabu/keluarga inilah yang menjadi juru bicara jabu bena kayu. Lebih detailnya Jabu ujung  Kayu ini berperan untuk membantu Jabu Bena Kayu dalam menjaga keharmonisan seisi rumah dan mewakili Jabu Bena Kayu dalam menyampaikan perkataan atau nasehat-nasehatnya kepada setiap penghuni rumah. Dengan kata lain Jabu ujung  Kayu adalah keluarga Utama yangmembantu Jabu Bena Kayu baik di dalam urusan dalam rumah maupun di dalam lingkup adat.   

3.        Jabu Lepar Bena Kayu
Jabu ini di arah kenjahe (hilir). Kalau kita kerumah dari pintu kenjahe letaknya disebelah kanan, Penghuni jabu ini adalah sembuyak dari jabu benana kayu disebut juga Jabu Sungkun-Sungkun Berita (Tempat bertanya Kabar/berita).

Jabu/Keluarga ini Fungsinya untuk mendengarkan berita-berita yang terjadi diluar rumah dan menyampaikan hal itu kepada jabu benana kayu. Jabu ini disebut jabu sungkun berita (sumber informasi). Jika ada permasalahan di dalam rumah atau di Kuta seperti terjadi pencurian atau akan terjadi perang,  maka Jabu Lepar Bena  Kayu harus menyelidikinya terlebih dahulu kemudian mengabarkannya kepada Jabu Bena Kayu.

4.        Jabu lepar ujung kayu
Letaknya dibagian kenjulu (hulu) rumah adat. Kalau kita masuk dari pintu kenjulu ke rumah adat, letaknya di sebelah kanan. Jabu ini ditempati oleh kalimbubu jabu benana kayu. Penghuni Jabu ini sangat dihormati dan disegani karena kedudukannya sebagai Kalimbubu. Kalimbubu dalam masyarakat karo merupakan derajat tertinggi dalam struktur adat. 

jabu ini disebut juga jabu si man-minem. Jika Jabu Bena Kayu mengadakan pesta adat maka Jabu Lepar Ujung Kayu akan menduduki posisi yang terhormat, dia tidak ikut bekerja hanya hadir untuk makan dan minum. 

Keempat jabu ini disebut dengan jabu adat, karena penempatan dan keluarga yang menepatinya harus sesuai dengan adat. Akan tetapi, adakalanya juga rumah adat itu terdiri dari delpan atau enam belas jabu.

5.        Jabu sedapuren bena kayu (peninggel-ninggel).
Jabu ini ditempati oleh anak beru menteri dari rumah si mantek kuta (jabu benana kayu), dan sering pula disebut jabu peninggel-ninggel (Pihak yang mendengarkan).
Jabu ini adalah anak beru dari ujung kayu.Peran jabu ini adalah untuk mendengarkan segala pembicaraan di dalam suatu Runggu (musyawarah) para anggota Rumah Adat. Selain sebagai pihak pendengar, Jabu Sedapuren Bena  Kayu juga berperan sebagai saksi untuk berbagai kepentingan setiap anggota Rumah Adat, baik di lingkup rumah maupun di lingkup Kuta. 

6.       jabu sidapuren ujung kayu (rintenteng).
Jabu ini Ditempati oleh sembuyak dari ujung kayu, yang sering juga disebut jabu arinteneng.
Jabu ini bertugas untuk engkapuri belo (Menyiapkan sirih), menyerahkan belo kinapur (persentabin) kepada tamu jabu bena kayu.

7.       Jabu sedapuren lepar ujung kayu (bicara guru).
Dihuni oleh guru (dukun) atau tabib yang mengetahui berbagai pengobatan. Tugasnya mengobati anggota rumah yang sakit.

8.       Jabu sedapuren lepar benana kayu
Dihuni oleh puang kalimbubu dari jabu benana kayu disebut juga jabu pendungi ranan. Karena biasanya dalam runggun adat Karo persetujuan terakhir diberikan oleh puang kalimbubu.

Sebenarnya rumah adt karo ini bisa juga dihuni oleh sepuluh dua jabu (dua belas keluarga), enem Jabu ( enam keluarga) dan empat jabu (empatkKeluarga)

Rumah adat karo merupakan rumah yang sangat uni baik itu dari arsitekturnya maupun bangunannya yang gagah, kokoh dan dihiasi dengan berbagai ukiran yang kaya akan makna. Bentuk, fungsi dan makna Rumah Adat Karo menggambarkan hubungan yang erat antara masyrakat Karo dengan sesamanya dan antara manusia dengan alam lingkungannya. Dalam pembangunannya rumah adat karo ini tidak menggunakan paku yang terbuat dari besi ataupun kawat, tetapi menggunakan bahan yang di ambil dari alam seperti pasak dan tali ijuk .

Sumber : Dari Berbagai Sumber

I am Indonesia and I am Karo
Mejuah - juah man banta kerina


R.G.T



No comments :