Saya bukanlah seniman, sejarahwan ataupun budayawan, tetapi
saya hanyalah salah satu dari masyarakat bangsa karo yang mencintai budaya
karo, melalui tulisan ini saya ingin lebih memperkenalkan suku karo kepada
khalayak umum dan juga sebagai sarana bagi saya untuk lebih memahami budaya
dari suku saya sendiri.karena dengan membuat tulisan ini saya harus membaca
banyak artikel & buku mengenai suku karo.
Seluruh tulisan mengenai budaya karo yang saya tulis dibawah
ini, saya rangkum dari berbagai sumber. Rangkuman tersebut tentunya saya buat
sesuai dengan pemahaman saya tentang karo, kalau ada kekurangan mohon maaf dan
mohon koreksinya.
Pembagian
keluarga/jabu dalam rumah adat Karo
Rumah adat karo merupakan sebuah rumah yang dijadikan tempat
tinggal atau tempat berdiam beberapa keluarga, struktur dari keluarga yang
mendiami rumah tersebut sudah di atur menurut adat dan kebiasaan orang karo.
Rumah adat karo juga biasa disebut dengan rumah siwaluh
jabu, ini artinya rumah tersebut di huni oleh delapan keluarga/ jabu, setiap
keluarga/jabu dalam rumah tersebut memiliki peranan masing – masing dan
penempatan keluarga tersebut dalam rumah adat karo juga di atur sesuai dengan
adat dan kebiasaan orang karo.
Susunan kedelapan keluarga yang menempati rumah adat tersebut adalah sebagai berikut :
Susunan kedelapan keluarga yang menempati rumah adat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jabu Bena Kayu.
Jabu ini dihuni oleh para keturunen simantek kuta (golongan pendiri
kampung) atau sembuyaknya. Posisinya Terletak di jabu jahe. Kalau kita kerumah
dari ture jahe, letaknya sebelah kiri.
Jabu/keluarga ini nantinya yang akan menjadi pemimpin dari keluarga
yang mendiami rumah adat tersebut. Jabu Bena kayu berperan sebagai
pengambil keputusan dan penanggung jawab (baik internal maupun eksternal) untuk
segala permasalahan dan pelaksanaan adat menyangkut kepentingan rumah dan seisi
penghuni rumah.
2. Jabu
ujung Kayu (anak beru).
Jabu ini ditempati
oleh anak beru kuta atau anak beru dari jabu bena Kayu. jabu ini arahnya di
arah kenjulu rumah adat. Kalau kita masuk kerumah adat dari pintu kenjulu,
letaknya disebelah kiri atau diagonal dengan letak jabu benana kayu.
Jabu/keluarga inilah yang menjadi juru bicara jabu bena kayu. Lebih
detailnya Jabu ujung Kayu ini berperan untuk membantu Jabu Bena Kayu
dalam menjaga keharmonisan seisi rumah dan mewakili Jabu Bena Kayu dalam
menyampaikan perkataan atau nasehat-nasehatnya kepada setiap penghuni rumah.
Dengan kata lain Jabu ujung Kayu adalah keluarga Utama yangmembantu Jabu Bena
Kayu baik di dalam urusan dalam rumah maupun di dalam lingkup adat.
3. Jabu
Lepar Bena Kayu
Jabu ini di arah kenjahe (hilir). Kalau kita kerumah dari pintu kenjahe
letaknya disebelah kanan, Penghuni jabu ini adalah sembuyak dari jabu benana
kayu disebut juga Jabu Sungkun-Sungkun Berita (Tempat bertanya Kabar/berita).
Jabu/Keluarga ini Fungsinya untuk mendengarkan berita-berita yang
terjadi diluar rumah dan menyampaikan hal itu kepada jabu benana kayu. Jabu ini
disebut jabu sungkun berita (sumber informasi). Jika ada permasalahan
di dalam rumah atau di Kuta seperti terjadi pencurian atau akan terjadi
perang, maka Jabu Lepar Bena Kayu harus menyelidikinya terlebih
dahulu kemudian mengabarkannya kepada Jabu Bena Kayu.
4. Jabu
lepar ujung kayu
Letaknya
dibagian kenjulu (hulu) rumah adat. Kalau kita masuk dari pintu kenjulu ke
rumah adat, letaknya di sebelah kanan. Jabu ini ditempati oleh kalimbubu jabu
benana kayu. Penghuni Jabu ini sangat dihormati dan disegani karena
kedudukannya sebagai Kalimbubu. Kalimbubu dalam masyarakat karo merupakan
derajat tertinggi dalam struktur adat.
jabu ini disebut juga jabu si man-minem. Jika Jabu Bena Kayu mengadakan
pesta adat maka Jabu Lepar Ujung Kayu akan menduduki posisi yang terhormat, dia
tidak ikut bekerja hanya hadir untuk makan dan minum.
Keempat jabu ini disebut dengan jabu adat, karena penempatan
dan keluarga yang menepatinya harus sesuai dengan adat. Akan tetapi, adakalanya
juga rumah adat itu terdiri dari delpan atau enam belas jabu.
5. Jabu
sedapuren bena kayu (peninggel-ninggel).
Jabu ini ditempati oleh anak beru menteri dari rumah si mantek kuta (jabu
benana kayu), dan sering pula disebut jabu peninggel-ninggel (Pihak yang
mendengarkan).
Jabu ini adalah anak beru dari ujung kayu.Peran jabu ini adalah
untuk mendengarkan segala pembicaraan di dalam suatu Runggu (musyawarah) para
anggota Rumah Adat. Selain sebagai pihak pendengar, Jabu Sedapuren Bena
Kayu juga berperan sebagai saksi untuk berbagai kepentingan setiap anggota
Rumah Adat, baik di lingkup rumah maupun di lingkup Kuta.
6. jabu sidapuren ujung kayu (rintenteng).
Jabu ini Ditempati oleh sembuyak dari ujung kayu, yang sering juga disebut jabu arinteneng.
Jabu ini bertugas untuk engkapuri belo (Menyiapkan sirih), menyerahkan
belo kinapur (persentabin) kepada tamu jabu bena kayu.
7. Jabu sedapuren lepar ujung kayu (bicara
guru).
Dihuni oleh guru (dukun) atau tabib yang mengetahui berbagai pengobatan. Tugasnya mengobati anggota rumah yang
sakit.
8. Jabu sedapuren lepar benana kayu
Dihuni
oleh puang kalimbubu dari jabu benana kayu disebut juga jabu pendungi ranan.
Karena biasanya dalam runggun adat Karo persetujuan
terakhir diberikan oleh puang kalimbubu.
Sebenarnya rumah adt karo ini bisa juga dihuni oleh sepuluh
dua jabu (dua belas keluarga), enem Jabu ( enam keluarga) dan empat jabu (empatkKeluarga)
Sumber : Dari Berbagai Sumber
I am Indonesia and I am Karo
Mejuah - juah man banta kerina
R.G.T
No comments :
Post a Comment